RESUME PERKULIAHAN
SIM dengan Peningkatan Kualitas
Organisasi
Kedudukan Sistem
Informasi Manajemen (SIM) dalam pelaksanaan di perusahaan menempati posisi yang
signifikan dan strategis mengingat fungsi utamanya yang akan mengelola seluruh
data/informasi perkembangan maupun hasil-hasil pelaksanaan kegiatan di
perusahaan. Melalui SIM dalam perusahaan, diharapkan akan menjadi sarana yang
efektif untuk memonitoring dan mengevaluasi pelaksanaan serta hasil kegiatan
secara keseluruhan. Pada akhirnya, akurasi data serta informasi yang dihasilkan
dari SIM tersebut diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pengambilan
kebijakan dan keputusan stakeholders perusahaan dalam rangka perbaikan dan
upaya penyempurnaan kinerja perusahaan. Tingkat validitas dan realibilitas SIM
pada perusahaan sangat bergantung kepada penerapan manajemen data di semua
tingkatan pelaku, oleh karena itu untuk menjamin agar pengelolaan manajemen
data di semua tingkatan termonitor dengan baik diperlukan sumber daya yang cakap
di dalamnya.
Meningkatkan kinerja
perusahaan sehingga sepadan dengan investasi yang ditanam, sementara di pihak
lain harus dapat mengatasi permasalahan pertumbuhan teknologi yang teramat
sangat cepat. Lepas dari permasalahan itu semua, telah disepakati bahwa
strategi sistem informasi harus sejalan atau dengan strategi
perusahaan. sehingga segala keputusan yang dapat meningkatkan value bagi
perusahaan dapat di putuskan dengan cepat, tepat dan aman. Bagi perusahaan
modern, memiliki strategi bisnis saja tidak cukup untuk menghadapi persaingan
dewasa ini. Strategi bisnis yang biasa dituangkan dalam
dokumen atau cetak biru Business Plan harus pula dilengkapi dengan strategi
teknologi informasi atau I/T Strategy. Tujuannya jelas, yaitu untuk
memanfaatkan secara optimum penggunaan teknologi informasi sebagai komponen
utama sistem informasi perusahaan (sistem yang terdiri dari komponen-komponen
untuk melakukan pengolahan data dan pengiriman informasi hasil pengolahan ke
fungsi-fungsi organisasi terkait). Mengapa strategi perlu dibuat? Pertama
adalah karena sumber daya yang dimiliki perusahaan sangat terbatas, sehingga
harus digunakan seoptimal mungkin. Kedua untuk meningkatkan daya saing atau
kinerja perusahaan, karena para kompetitor memiliki sumber daya teknologi yang
sama. Alasan ketiga adalah untuk memastikan bahwa asset teknologi informasi
dapat dimanfaatkan secara langsung maupun tidak langsung meningkatkan
profitabilitas perusahaan, baik berupa peningkatan pendapatan atau revenue
maupun pengurangan biaya-biaya atau costs. Keempat adalah untuk mencegah
terjadinya kelebihan investasi (over investment) atau kekurangan investasi
(under investment) di bidang teknologi informasi. Dan alasan terakhir adalah
untuk menjamin bahwa teknologi informasi yang direncanakan dan dikembangkan
benar-benar menjawab kebutuhan bisnis perusahaan akan informasi.
A.
SIM Dalam
Menjalankan Fungsi Organisasi
Sistem informasi manajeman
digambarkan sebagai sebuah bangunan piramida dimana lapisan dasarnya terdiri
dari informasi, penjelasan transaksi, penjelasan status, dan sebagainya.
Lapisan berikutnya terdiri dari sumber-sumber informasi dalam mendukung operasi
manajemen sehari-hari. Lapisan keriga terdiri dari sumber daya sistem informasi
untuk membantu perencanaan taktis dan pengambilan keputusan untuk pengendalian
manajemen. Lapisan puncak terdiri dari sumber daya informasi utnuk mendukung
perencanaan dan perumusan kebijakan oleh tingkat manajemen.
Informasi dapat diibaratkan sebagai
darah yang mengalir di dalam tubuh manusia, seperti halnya informasi di dalam
sebuah perusahaan yang sangat penting untuk mendukung kelangsungan
perkembangannya, sehingga terdapat alasan bahwa informasi sangat dibutuhkan
bagi sebuah perusahaan. Akibat bila kurang mendapatkan informasi, dalam waktu
tertentu perusahaan akan mengalami ketidakmampuan mengontrol sumber daya,
sehingga dalam mengambil keputusan-keputusan strategis sangat terganggu, yang
pada akhirnya akan mengalami kekalahan dalam bersaing dengan lingkungan
pesaingnya.
Sistem informasi
memiliki peran yang sangat penting dalam sebuah organisasi . sistem informasi
memiliki peran dalam menunjang kegiatan bisnis operasional, menunjang manajemen
dalam pengambilan keputusan, dan menunjang keunggulan strategi kompetetif
organisasi.
Peran sistem informasi
manajemen untuk mencapai keunggulan strategis dapat dicontohkan pada suatu
perusahaan yang mutuskan untuk mengubah seluruh datanya menjadi basis data
dengan alat penghubung standar (seperti alat penghubung browser web) sehingga
memungkinkan berbagi informasi dengan para sekutu-sekutu bisnis dan
pelanggannnya. Basis data yang terstandarisasi dan dapat diakses melalui
browser web mencerminkan pergeseran posisi perusahaan secara strategis.
Persaingan merupakan kunci penentu keberhasilan sebuah
organisasi bisnis. Strategi persaingan yang diterapkan oleh bisnis/industri
mampu memberikan keunggulan organisasi, dengan memperhatikan faktor biaya, mutu
dan kecepatan proses. Keunggulan kompetitif akan membawa organisasi pada
kemampuan mengendalikan pasar dan meraih keuntungan usaha. Strategi bisnis
menjadi pusat yang mengendalikan strategi organisasi dan strategi informasi.
Perubahan pada salah satu strategi membutuhkan penyesuaian, agar tetap
setimbang.
B.
SIM Bagi
Peningkatan Kinerja Organisasi
Salah satu faktor yang dapat
menentukan sukses atau tidaknya suatu perusahaan adalah dengan memiliki sumber
daya manusia (SDM) yang kompeten. Namun SDM saja tidak cukup untuk terus
bertahan dari terpaan persaingan bisnis. Oleh karena itu, perusahaan harus mampu
untuk selalu melakukan peningkatan ataupun perbaikan sistem informasi dalam
upaya untuk meningkatkan kinerja karyawan, sehinga perusahaan dapat terus
bertahan dalam kondisi apapun. Kinerja karyawan tidak hanya tergantung pada
ketrampilan dan kepandaian diri pribadinya saja, tetapi yang juga perlu
diperhatikan adalah penggunaan sistem informasi pada karyawan tersebut.
Bagaimana data-data yang diterimanya diolah menjadi suatu informasi, apakah
informasi tersebut sudah sesuai dengan apa yang dibutuhkannya, sehingga
karyawan tersebut dapat bekerja dengan baik dan memberikan hasil yang maksimal
kepada perusahaan
Kinerja individu pegawai dalam suatu
organisasi public akan berpengaruh terhadap
kinerja organisasi, yang pada
akhirnya akan berpengaruh terhadap pencapaian tujuan organisasi yang telah
ditentukan dan disepakati bersama oleh seluruh anggota organisasi yang
bersangkutan. Banyak factor yang mempengaruhi kinerja organisasi, diantaranya
penerapan sistem informasi manajemen yang diberlakukan pada
organisasi yang bersangkutan.Dalam
penerapan sistem informasi manajemen yang diberlakukan dalam organisasi yang
bersangkutan tersebut dapat digunakan alat bantu berupa program computer yang
paling tepat untuk mempermudah penerapan sistem informasi.Bila penerapan sistem
informasi manajemen pada organisasi public tepat, maka kinerja individu dan
kinerja organisasi tinggi, sehingga kepercayaan masyarakat kepada setiap
organisasi public tersebut akan meningkat dan secara keseluruhan meningkatkan
kepercayaannya kepada pemerintah.
C.
SIM Bagi
Efektivitas dan Efisiensi Organisasi
Banyak organisasi yang ingin
membangun sistem Informasi Manajemennya sendiri, dan telah menyediakan dana
yang cukup, tetapi ternyata usaha tersebut sering kali gagal. Penyebabnya
antara lain ialah: struktur organisasi keseluruhan yang kurang wajar, rencana
organisasi keseluruhan yang belum memadai, personil sistem yang tidak memadai,
dan yang terpenting adalah kurangnya partisipasi manajemen dalam bentuk
keikutsertaan para manajer dalam merancang sistem, mengendalikan upaya
pengembangan sistem dan memotivasi seluruh personil yang terlibat.
Sistem
Informasi Manajemen merupakan serangkaian sub-sistem informasi yang menyeluruh
dan terkoordinasi yang secara rasional mampu menstransformasikan data sehingga
menjadi informasi dengan berbagai cara guna meningkatkan produktivitas yang
sesuai dengan gaya dan sifat manajer.
Beberapa point dalam Sistem
Informasi Manajemen :
a.
Sistem
Informasi Manajemen memiliki sub-sistem informasi dimana sub-sistem tersebut
mendukung tercapainya sasaran Sistem Informasi Manajemen dan organisasi
sebagian dari sub-sistem berperan hanya dalam satu kegiatan atau lapisan
manajemen, sementara yang lainya berperan ganda
b.
Sistem
Informasi Manajemen
adalah menyeluruh.
Sebuah Sistem
Informasi Manajemen mencakup sistem informasi formal maupun informal baik yang
manual maupun berkomputer. Komponen yang terpenting dalam Sistem Informasi
Manajemen adalah manajer yang memproses dan menyebarkan informasi secara
berinteraksi dengan elemen-elemen lain dari Sistem Informasi Manajemen
c.
Sistem
Informasi Manajemen adalah terkoordinasi.
Sistem
Informasi Manajemen dikoordinasikan secara terpusat untuk menjamin bahwa data
yang di proses dapat di operasikan secara terencana dan terkoordinasi. Semuanya
untuk menjamin bahwa informasi melewati dan menuju sub-sistem yang diperlukan,
serta menjamin bahwa sistem informasi bekerja secara efisien
d.
Sistem
Informasi
Manajemen terintegrasi
secara rasional.
Sub-sistem
dalam Sistem Informasi Manajemen adalah terintegrasi (terpadu) sehingga
kegiatan dari masing-masing saling berkaitaan satu dengan yang lainnya,
integrasi ini dilakukan terutama dengan melewatkan data diantara sub-sistem
tersebut
e.
Sistem
Informasi Manajemen mentransformasikan data kedalam informasi. Apabila data
diolah dan berguna bagi manajer untuk tujuan tertentu, maka ia akan menjadi
informasi.
f.
Sistem
Informasi Manajemen meningkatkan produktivitas.
Sistem Informasi Manajemen dengan berbagai cara mampu meningkatkan produktivitas, antara lain: dengan kemampuan melaksanakan tugas rutin seperti penyajian dokumen dengan efisien, mampu memberikan layanan bagi organisasi intern dan ekstern, serta mampu meningkatkan kemampuan manajer untuk mengatasi masalah-masalah yang tidak terduga.
Sistem Informasi Manajemen dengan berbagai cara mampu meningkatkan produktivitas, antara lain: dengan kemampuan melaksanakan tugas rutin seperti penyajian dokumen dengan efisien, mampu memberikan layanan bagi organisasi intern dan ekstern, serta mampu meningkatkan kemampuan manajer untuk mengatasi masalah-masalah yang tidak terduga.
g.
Sistem
Informasi Manajemen sesuai dengan gaya manajer Sistem Informasi Manajemen
dikembangkan lewat pengenalan atas sifat dan gaya manajerial dari personil yang
akan menggunakannya. Para perancang sistem apabila akan mengembangkan Sistem
Informasi Manajemen hendaknya mempertimbangkan faktor manusiawi dengan cermat.
Apabila tidak demikian, maka sistem yang dihasilkan tidak efektif.
Pengelolaan sistem informasi
manajemen bertujuan untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas kerja dalam
suatu perusahaan /pemerintahan. Aplikasi ini mencakup, sistem informasi sumber
daya manusia / sistem informasi manajemen kepegawaian, sistem informasi
keuangan, dan lain-lain.
Sistem
informasi secara umum dapat diartikan sebagai kesatuan elemen-elemen yang
saling berinteraksi secara sistematis, integratif dan teratur untuk menciptakan
dan membentuk aliran informasi yang akan mendukung fungsi operasi, pembuatan
dan pengambilan keputusan serta melakukan pengawasan dan pengendalian atas
kinerja perusahaan.
Setiap organisasi membutuhkan informasi untuk membantu dalam mengelola tenaga kerja, material, energi, dan sumberdaya lain yang dimiliki. Informasi dan sistem informasi juga merupakan sumberdaya organisasi yang sangat berharga dan harus dikelola secara tepat untuk menunjang keberhasilan organisasi. Informasi akan memainkan peran penting, tergantung efektifitas penggunaan dan manajemen sumberdaya informasinya. Hal ini dikarenakan organisasi terus cenderung dihadapkan dengan perubahan-perubahan yang terus menerus terhadap ukuran, kompleksitas, dan cakupan dari operasinya. Sebagai contoh : suatu badan usaha senantiasa berkompetisi dengan kompetitornya dalam upaya memberikan produk dan pelayanan yang lebih baik kepada para pelanggannya yang sangat bervariasi di berbagai lokasi yang berbeda.
Badan usaha ini akan dapat menggunakan sistem informasi untuk menunjang efisiensi operasi usahanya dan efektifitas pengelolaan usahanya. Informasi ini harus akurat, tepat waktu dan disajikan dalam bentuk yang sesuai dengan kebutuhan pengguna akhirnya. Ia juga seharusnya dapat membantu organisasi dalam memperoleh keuntungan strategic dibandingkan para kompetitornya. Atas dasar itu, sistem informasi berperan penting dalam menunjang kesuksesan dalam suatu organisasi.
Setiap organisasi membutuhkan informasi untuk membantu dalam mengelola tenaga kerja, material, energi, dan sumberdaya lain yang dimiliki. Informasi dan sistem informasi juga merupakan sumberdaya organisasi yang sangat berharga dan harus dikelola secara tepat untuk menunjang keberhasilan organisasi. Informasi akan memainkan peran penting, tergantung efektifitas penggunaan dan manajemen sumberdaya informasinya. Hal ini dikarenakan organisasi terus cenderung dihadapkan dengan perubahan-perubahan yang terus menerus terhadap ukuran, kompleksitas, dan cakupan dari operasinya. Sebagai contoh : suatu badan usaha senantiasa berkompetisi dengan kompetitornya dalam upaya memberikan produk dan pelayanan yang lebih baik kepada para pelanggannya yang sangat bervariasi di berbagai lokasi yang berbeda.
Badan usaha ini akan dapat menggunakan sistem informasi untuk menunjang efisiensi operasi usahanya dan efektifitas pengelolaan usahanya. Informasi ini harus akurat, tepat waktu dan disajikan dalam bentuk yang sesuai dengan kebutuhan pengguna akhirnya. Ia juga seharusnya dapat membantu organisasi dalam memperoleh keuntungan strategic dibandingkan para kompetitornya. Atas dasar itu, sistem informasi berperan penting dalam menunjang kesuksesan dalam suatu organisasi.
Arti Penting Perlunya sebuah Sistem
Informasi:
1
Meningkatnya
Kebutuhan masyarakat (konsumen) Tiap hari, terhadap kebutuhan Pokok dan
kebutuhan pelengkap lainnya.
2
Tingkat kecerdasan (kemampuan
berfikir) masyarakat meningkat searah dengan berkembangnya kualitas pendidikan
di masyarakat
3
Kualitas hidup semakin meningkat dan
penuh tantangan.
4
Pekerjaan
tidak hanya satu (monoton) tetapi semakin banyak dan luas wilayahnya.
5
Kecenderungan
Manusia Modern mencari alternatif untuk cadangan masa depan.
6
Orientasi
hidup semakin jelas dan pemahaman managerial semakin tinggi.
7
Persaingan
hidup semakin ketat dan membutuhkan banyak energi.
8
Kualitas
pekerjaan (hasil karya) berubah interprestasinya dan dituntut setiap hasil pekerjaan
untuk bisa cepat , cerdas, akurat dan segera bisa dimanfaatkan.
9
Persaingan
dunia Usaha makin keras dengan adanya pasar bebas dunia.
Komunikasi Data
Komunikasi data adalah
suatu bagian dari telekomunikasi yang secara khusus berkenaan dengan transmisi
atau pemindahan data dan informasi diantara computer computer dan
piranti-piranti yang lain dalam bentuk digital yang dikirimkan melalui media
komunikasi data. Data berarti informasi yang disajikan oleh isyarat digital.
Komunikasi data merupakan bagian vital dari suatu masyarakat informasi karena
sistem ini menyediakan infrastruktur yang memungkinkan komputer-komputer dapat
berkomunikasi satu sama lain.
Data yang dimaksud disini adalah
sinyal-sinyal elektromagnetik yang dibangkitkan oleh sumber data yang dapat
ditangkap dan dikirimkan ke terminal-terminal penerima. Yang dimaksud terminal
adalah peralatan untuk terminal suatu data seperti disk drive, printer,
monitor, papan ketik, scanner, plotter dan lain sebagainya.
Mengapa diperlukan suatu teknik
komunikasi data antar komputer satu dengan komputer atau terminal yang lain.
Salah satunya adalah sebagai berikut :
- Adanya
distributed processing , ini mutlak diperlukan jaringan sebagai
sarana pertukaran data.
- Transaksi
sering terjadi pada suatu lokasi yang berbeda dengan lokasi pengolahan
datanya atau lokasi di mana data tersebut akan digunakan, sehingga data
perlu dikirim ke lokasi pengolahan data dan dikirim lagi ke lokasi yang
membutuhkan informasi dari data tersebut.
- Biasanya
lebih efisien atau lebih murah mengirim data lewat jalur komunikasi,
lebih-lebih bila data telah diorganisasikan melalui komputer, dibandingkan
dengan cara pengiriman biasa.
- Suatu
organisasi yang mempunyai beberapa lokasi pengolahan data, data dari suatu
lokasi pengolahan yang sibuk dapat membagi tugasnya dengan mengirimkan
data ke lokasi pengolahan lain yang kurang atau tidak sibuk.
Jaringan komputer mulai berkembang
di awal tahun 1980 sebagai media komunikasi komunikasi yang berkembang pesat.
Sehingga sampai saat ini komputer menjadi sarana komunikasi yang sangat efektif
dan hampir seluruh bentuk informasi melibatkan komputer dalam penggunaannya.
Dengan ditemukannya internet,
berbagai informasi bisa diakses dari rumah dengan biaya yang murah. Komunikasi
data sebenarnya merupakan gabungan dua teknik yang sama sekali jauh berbeda
yaitu pengolahan data dan telekomunikasi. Dapat diartikan bahwa komunikasi data
memberikan layanan komunikasi jarauk juah dengan sistem komputer.
MODEL KOMUNIKASI DATA
Berdasarkan bentuk-bentuk penerapannya,
sistem komunikasi data dapat berupa Off-line Communication System dan On-line
Communication System.
Sistem Komunikasi Off-Line
Offline Communication System adalah suatu sistem pengiriman data
melalui fasilitas telekomunikasi dari satu lokasi ke pusat pengolah data,
tetapi data yang dikirim tidak langsung diproses ke CPU (Central Processing
Unit).
Sistem Komunikasi Data Off Line
Data yang akan diproses dibaca oleh
terminal, kemudian dengan menggunakan modem, data tersebut dikirim melalui
telekomunikasi. Di tempat tujuan data diterima juga oleh modem, kemudian oleh
terminal, data disimpan ke alamat perekam seperti pada disket, magnetic tape,
dan lain-lain. Dari alat perekam ini, nantinya dapat diproses oleh komputer.
Jenis-jenis peralatan yang
diperlukan dalam offline communication system, yaitu terminal, modem,
sistem komputer dan jalur komunikasi.
Sistem Komunikasi On-Line
Online Communication System dapat berbentuk :
- Realtime
system
- Batch
processing system
- Timesharing
system
- Distributed
data processing system
Realtime System
Sistem Real Time merupakan
suatu sistem pengolahan data yang membutuhkan tingkat transaksi dengan
kecepatan tinggi. Hal ini mengingat bahwa kebutuhan transaksi harus diperoleh
pada saat yang sama, sebagai bagian dari pengendalian sistem secara
keseluruhan.
Sistem ini memungkinkan untuk
mengirimkan data ke komputer pusat, diproses di komputer pusat seketika pada
saat diterima dan kemudian mengirimkan kembali hasil pengolahan ke pengirim
data saat itu juga.
Pada sistem Real Time, pengolahan
data harus berpusat pada CPU yang relatif besar karena sistem ini didukung
dengan sistem operasi yang rumit dan sistem aplikasi yang panjang dan kompleks.
Hal itu juga mengingat diperlukannya memori penyimpanan yang cukup besar untuk
menampung antrian data pesan-pesan dari terminal.
Kemudian file induk atau master
file harus diupdate dan harus tersedia setiap saat jika
dipergunakan sehingga diperlukan
sentralisasi dalam pengorganisasian file agar sistem bisa lebih efektif dan
efisien. Disamping itu, mengingat file-file tersebut harus selalu siap sedia
setiap saat jika dibutuhkan dalam pengolahan data, maka file-file tersebut
harus disimpan pada input output device yang bisa diakses secara
langsung.
Sistem realtime ini juga
memungkinkan penghapusan waktu yang diperlukan untuk pengumpulan data dan
distribusi data. Dalam hal ini berlaku komunikasi dua arah, yaitu pengiriman
dan penerimaan respon dari pusat komputer dalam waktu yang relatif cepat. Penggunaan
sistem ini memerlukan suatu teknik dalam hal sistem disain, dan pemrograman,
hal ini disebabkan karena pada pusat komputer dibutuhkan suatu bank data atau
database yang siap untuk setiap kebutuhan. Biasanya peralatan yang digunakan
sebagai database adalah magnetic disk storage, karena dapat mengolah
secara direct access (akses langsung), dan perlu diketahui bahwa pada
sistem ini menggunakan kemampuan multiprogramming, untuk melayani
berbagai macam keperluan dalam satu waktu yang sama.
Batch Processing System
Batch Processing System merupakan teknik pengolahan data
dengan menumpuk data terlebih dahulu dan diatur pengelompokan data tersebut
dalam kelompok-kelompok yang disebut batch. Jadi pada dasarnya, sistem
ini akan memproses suatu data setelah data itu terkumpul atau tertumpuk telebih
dahulu. Setiap batch ditandai dengan identitas tertentu serta informasi
mengenai data-data yang terdapat dalam batch tersebut. Sistem tumpuk ini
merupakan system pengolahan data yang paling tua meskipun juga paling populer
dibanding dengan sistem yang lainnya.
Dalam sistem batch ini,
setumpuk dokumen dikumpulkan dan dirubah ke dalam file-file input yang bisa
terbaca komputer. File input tersebut kemudian diproses oleh Central
Processing Unit (CPU) untuk menghasilkan file-file output baik dalam bentuk
hard copy, maupun file dalam media peyimpanan eksternal lainnya.
Pendekatan sistem ini diterapkan
untuk aplikasi yang memiliki jumlah data besar sehingga diperlukan pemeriksaan
pendahuluan yang cermat sebelum data diolah. Model ini juga diterapkan dalam
sistem informasi yang tidak memerlukan akses secara langsung dari waktu ke
waktu melainkan adalah tingkat periode.
Time Sharing System
Time Sharing System adalah suatu teknik penggunaan
online sistem oleh beberapa pemakai. Disebabkan waktu perkembangan proses CPU
semakin cepat, sedangkan alat input/output tidak dapat mengimbangi kecepatan
dari CPU, maka kecepatan dari CPU dapat digunakan secara efisien dengan
melayani beberapa alat I/O secara bergantian.
Distributed Data Processing System
Distributed Data Processing System merupakan bentuk yangsering
digunakan sekarang sebagai perkembangan time sharing system. Bila
beberapa sistem komputer yang bebas tersebar yang masing-masing dapat memproses
data sendiri dan dihubungkan dengan jaringan telekomunikasi, maka istilah time
sharing sudah tidak tepat lagi. Distributed Data Processing System dapat
didefinisikan sebagai suatu sistem komputer interaktif yang terpencar secara
geografis dan dihubungkan dengan jalur telekomunikasi dan setiap komputer mampu
memproses data secara mandiri dan mempunyai kemampuan berhubungan dengan
komputer lain dalam suatu sistem.
Setiap lokasi menggunakan komputer
yang lebih kecil dari komputer pusat dan mempunyai simpanan luar sendiri dan
dapat melakukan pengolahan data sendiri. Pekerjaan yang terlalu besar yang
tidak dapat diolah di tempat sendiri, dapat diambil dari komputer pusat.
Dalam proses komunikasi data dari
satu lokasi ke lokasi yang lain, harus ada minimal 3 unsur utama sistem yaitu
sumber data, media transmisi dan penerima. Andaikan salah satu unsur tidak ada,
maka komunikasi tidak dapat dilakukan. Secara garis besar proses komunikasi
data digambarkan berikut ini :
- SUMBER
DATA.
Pengertian sumber data adalah unsur
yang bertugas untuk mengirimkan informasi, misalkan terminal komputer, Sumber
data ini membangkitkan berita atau informasi dan menempatkannya pada media
transmisi. Sumber pada umumnya dilengkapi dengan transmitter yang berfungsi
untuk mengubah informasi yang akan dikirimkan menjadi bentuk yang sesuai dengan
media transmisi yang digunakan, antara lain pulsa listrik, gelombang
elektromagnetik, pulsa digital. Contoh dari transmisi adalah modem yaitu
perangkat yang bertugas untuk membangkitkan digital bitstream dari PC sebagai
sumber data mejadi analog yang dapat dikirimkan melalui jaringan telepon biasa
menuju ke tujuan.
- MEDIA
TRANSMISI
Media transmisi data merupakan jalur
dimana proses pengiriman data daari satu sumber ke penerima data. Beberapa
media transmisi data yang dapat digunakan jalur transmisi atau carrier dari
data yang dikirimkan, dapat berupa kabel, gelombang elektromagnetik, dan
lain-lain. Dalam hal ini berfungsi sebagai jalur informasi untuk sampai pada
tujuannya.
Ada beberapa hal yang berhubungan
dengan transmisi data yaitu kapasitas dan tipe channel transmisi, kode
transmisi, mode transmisi, protokol yang digunakan dan penggunaan kesalahan
transmisi.
Beberapa media transmisi yang
digunaka antara lain: twisted pair, kabel coaxial, serat optik dan gelombang
elektromagnetik.
- PENERIMA
DATA
Pengertian penerima data adalah alat
yang menerima data atau informasi, misalkan pesawat telepon, terninal komputer,
dan lain-lain. Berfungsi mnerima data yang dikirimkan oleh suatu sumber
informasi. Perima merupakan suata alat yang disebut receiver yang fungsinya
untuk menerima sinyal dari sistem transmisi dan menggabungkannya ke dalam
bentuk tertentu yang dapat ditangkap dan digunakan oleh penerima. Sebagai
contoh modem yang berfungsi sebagai receiver yang menerima sinyal analog yang
dikirim melalui kabel telepon dan mengubahnya menjadi suatu bit stream agar
dapat ditangkap oleh komputer penerima..
Berikut ini penjelasan dari contoh
komunikasi data tersebut
- Source
(Sumber). Peralatan ini membangkitkan data sehingga dapat ditransmisikan.
Misalkan telepon dan PC (Personal Computer)
- Transmiter
(Pengirim). Biasanya data yang dibangkitkan dari sistem sumber tidak
ditransmisikan secara langsung dalam bentuk aslinya. Sebuah transmisi
cukup memindah dan menandai informasi dengan cara yang sama seperti
menghasilkan sinyal-sinyal elektromagnetik yang dapat ditransmisikan
melewati beberapa sistem transmisi berurutan. Sebagai contoh, sebuah modem
tugasnya menyalurkan suatu digital bit stream dari suatu alat yang
sebelumnya sudah dipersiapkan misalnya PC, dan menstransformasikan bit
stream tersebut menjadi suatu sinyal analog yang dapat ditransmisikan
melalui jaringan telepon.
JARINGAN KOMUNIKASI DATA
Jaringan Komunikasi data atau
Jaringan Komputer merupakan sekumpulan komputer yang saling terhubung satu sama
lain menggunakan protokol dan media transmisi tertentu. Berdasarkan luas area
cakupan yang dicapai jaringan komputer dapat diklasifikan menjadi : Local Area
Network (LAN) dan Wide area Network (WAN). Luas cakupan LAN lebih kecil dari
WAN biasanya terdiri dari sekelompok gedung yang saling berdekatan.
TOPOLOGI JARINGAN
Topologi jaringan merupakan suatu
cara untuk menghubungkan komputer atau terminal-terminal dalam suatu jaringan.
Model dari topologi jaringan yang ada antara lain: Star, Loop, ring dan Bus.
Topologi
Star
Pada topologi ini LAN terdiri dari
sebuah cntral node yang berfungsi sebagai pengatur arus informasi dan
penanggung jawa komunikasi dalam suatu jaringan. Jadi jika node yang satu ingin
berkomunikasi dengan node yang lain maka harus melalui sentral node. Fungsi
central node disini sangat penting, biasanya dalam sistem ini harus mempunyai
kehandalan yang tinggi.
Topologi
Bus
Pada topologi bus ini, node yang
satu dengan node yang lain dihubungkan dengan jalur data atau bus. Semua node
memiliki status yang sama antara satu dengan yang lainnya.
Topologi
Loop
Topologi Loop ini menghubungkan
antar node secara serial dalam bentuk suatu lingkaran tertutup. Semua node
memiliki status yang sama.
Pada topologi loop ini, setiap node
dapat melakukan tugas untuk operasi yang berbeda-beda. Topologi ini memiliki
kelemahan, jika salah satu node rusak maka akan dapt menyebabkan gangguan
komunikasi antar node satu dengan yang lainnya.
Topologi
Ring
Topologi ring atau topologi cincin
ini merupakan topologi hasil penggabungan antara topologi loop dengan topologi
bus. Keuntungannya adalah bahwa jika salah satu node rusak, maka tidak akan
mengganggu jalannya komunikasi antar node karena node yang rusak tersebtu
diletakkan terpisah dari jalur data.
Protokol
Protokol dipergunakan untuk proses
komunikasi data dari sistem-sistem yang berbeda-beda. Protokol merupakan
sekumpulan aturan yang mendefinisikan beberapa fungsi seperti pembuatan
hubungan, proses transfer suatu file, serta memecahkan berbagai masalah khusus
yang berhubungan dengan komunikasi data antara alat-alat komunikasi tersebut
supaya komunikasi dapat berjalan dan dilakukan dengan benar.
Beberapa hal yang berhubungan dengan
tugas-tugas protokol antara lain:
- Mengaktifkan
jalur komunikasi data langsung, serta sistem sumber harus menginformasikan
identitas sistem tujuan yang diinginkan kepada jaringan komunikasi.
- Sistem
sumber harus dapat memastikan bahwa sistem tujuan benar-benar telah siap
untuk menerima data.
- Aplikasi
transfer file pada sistem sumber harus dapat memastikan bahwa program
manajemen file pada sistem tujuan benar-benar dipersiapkan untuk menerima
dan menyimpan file untuk beberapa user tertentu.
- Bila
format-format file yang dipergunakan pada kedua sistem tersebtu tidak
kompatibel, maka salah satu satau sistem yang lain harus mamapu melakukan
fungsi penerjemahan format.
Standarisasi
Protokol
Beragamnya berbagai komponen dan
perangkat komputer dalam suatu jaringan, membutuhkan suatu standard protokol
yang dapt digunakan oleh beragam perangkat tersebut. Modedl OSI (Open Systems
Interconnection) dikembangkan oleh ISO(International Organization for
Standardization) sebagai model untuk arsitektur komunikasi komputer, serta
sebagai kerangka kerja bagi pengembangan standard-standard protokol. Model OSI
terdiri dari tujuh lapisan, yaitu :
- Application
- Presentation
- Session
- Transport
- Network
- Data
Link
- Physical
Penjelasan dari ketujuh lapisan OSI
diatas dijelaskan sebagai berikut :
Application
Layer
Merupakan lapisan yang menyediakan
akses ke lingkungan OSI bagi pengguna serta menyediakan layanan informasi
terdistribusi.
Presentation
Layer
Menyediakan keleluasaan terhadap
proses aplikasi untuk bermacam-macam representasi data. Juga melakukan proses
kompresi dan enkripsi data agar keamanan dapat lebih terjamin.
Session
Layer
Menyediakan struktur kontrol untuk
komunikasi diantara aplikasi-aplikasi; menentukan, menyusun, mengatur dan
mengakhiri sesi koneksi diantara aplikasi-aplikasi yang sedang beroperasi.
Transport
Layer
Menyediakan transfer data yang handal
dan transparan diantara titik-titik ujung; menyediakan perbaikan end to end
error dan flow control.
Network
Layer
Melengkapi lapisan yang lebih tinggi
dengan keleluasaan dari transmisi data dan teknologi-teknologi switching yang
dipergunakan untuk menghubungkan sistem; bertugas menyusun, mempertahankan,
serta mengakhiri koneksi.
Data
Link Layer
Menyediakan transfer informasi yang
reliabel melewati link fisik; mengirimi block (frame) dengan sinkronisasi yang
diperlukan, kontrol error, dan flow control.
Physical
Layer
Berkaitan dengan transmisi bit
stream yang tidak terstruktur sepanjang media physical (physical medium);
berhubungan dengan karakteristik prosedural, fungsi, elektris, dan mekanis
untuk mengakses media fisikal.
Kendala Penerapan SIM pada Organisasi
Pemerintah dan Organisasi Pemerintah Daerah
Perkembangan Sistem Informasi
Manajemen (SIM) di Indonesia sangat cepat diterima oleh organisasi dengan skala
besar. Namun demikian, para pengguna yang mencoba Sistem Informasi Manajemen
(SIM) pada tahap awal menyadari bahwa hambatan terbesar berasal dari para
lapisan manajemen tingkat menengah sampai tingkat atas, dan bukan berasal dari
manajemen tingkat bawah. Sistem Informasi Manajemen (SIM) masih belum lancar
dan banyak organisasi mengalami kegagalan dalam aplikasinya karena adanya
beberapa hambatan dan kendala. Permasalahan yang menjadi kendala dan hambatan
tersebut adalah sebagai berikut :
a)
Pemahaman para
pemakai tentang komputer yang masih kurang
b)
Pemahaman para
spesialis bidang informasi tentang bisnis dan peran manajemen yang
masih minim
c)
Relatif
mahalnya harga perangkat komputer
d)
Ambisius para
pengguna yang terlalu yakin dapat membangun sistem informasi secara lengkap
sehingga dapat mendukung semua lapisan manajer
Permasalahan yang menjadi penghambat
dan kendala dalam perkembangan Sistem Informasi Manajemen (SIM), menjadi
tantangan tersendiri bagi para pengembang Sistem Informasi Manajemen (SIM) ini.
Setiap organisasi harus memahami betapa pentingnya manajemen informasi bagi
perkembangan organisasi. Terdapat dua alasan utama mengapa terdapat perhatian
yang besar terhadap manajemen informasi, yaitu meningkatnya kompleksitas
kegiatan organisasi dan meningkatnya kemampuan komputer. Dengan tersedianya
informasi yang berkualitas, tentunya juga mendorong manajer untuk meningkatkan
kemampuan kompetitif (competitive advantage) organisasi yang dikelolanya.
Penyelesaian yang harus dilakukan
oleh organisasi dalam menghadapi permasalahan dan kendala dari pengembangan
Sistem informasi manajemen (SIM) adalah dengan memberikan pemahaman kepada
setiap anggota organisasi mengenai pentingnya Sistem informasi manajemen (SIM),
memberikan pelatihan yang intensif kepada pengguna Sistem informasi manajemen
(SIM), dan memberikan insentif kepada setiap anggota organisasi yang dapat
memanfaatkan Sistem informasi manajemen (SIM) dengan lebih optimal.
Pengendalian Sisitem Informasi Manajemen
Pengendalian menurut Hansen &
Mowen adalah proses penetapan standar dengan menerima umpan balik berupa kinerja
sesungguhnya, dan mengambil tindakan yang diperlukan jika kinerja sesungguhnya
berbeda secara signifikan dengan apa yang telah direncanakan sebelumnya.
Suatu organisasi juga harus
dikendalikan jalannya. Hal ini dilakukan untuk menjamin aktivitas yang
dilakukan sesuai dengan apa yang telah ditetapkan organisasi. Suatu sistem
pengendalian memiliki beberapa elemen yang memungkinkan pengendalian berjalan
baik. Elemen-elemen tersebut adalah :
a.
Sensor atau
Detektor yakni suatu alat untuk mengidentifikasi apa yang sedang terjadi dalam
suatu proses.
b.
Assesor yakni
suatu alat untuk menentukan ketepatan. Biasanya ukurannya dengan membandingkan
kenyataan dan standar yang telah ditetapkan.
c.
Efektor yakni
alat yang digunakan untuk mengubah sesuatu yang diperoleh dari assessor.
d.
Jaringan
Komunikasi yakni alat yang mengirim informasi antara detektor dan assesor dan
antara assesor dan efektor.
SIM sebagai suatu sistem yang
terbuka tidak dapat dijamin sebagai suatu system yang bebas
kesalahan,kekurangan, dan penyimpangan umum lainnya. Oleh karena itu,
pengendalian harus diterapkan untuk mencegah atau menjaga terjadinya hal-hal
yang tidak diinginkan. Pengendalian sistem informasi berguna untuk melindungi dirinya
sendiri dapat terus melangsungkan hidupnya.
Jenis Pengendalian Sistem Informasi Manajemen
Pengendalian sistem informasi
manajemen dapat dikategorikan menjadi beberapa bagian yaitu :
a.
Pengendalian
secara umum (general control)
Merupakan pengendalian diluar aplikasi
system pengolah data. Pengendalian ini dapat dikelompokkan menjadi 6 macam
yaitu pengendalian organisasi, dokumentasi, perangkat keras, keamanan fisik,
keamanan data dan komunikasi data.
b.
Pengendalian
Aplikasi (application control)
Pengendalian khusus atau pengendalian
aplikasi (application control) adalah sistem pengendalian inernal komputer yang
berkaitan dengan pekerjaan atau kegiatan tertentu yang telah ditentukan(setiap
aplikasi berbeda karakteristik dan kebutuhan pengendalian), pengendalian yang
diterapkan selama proses pengolahan data berlangsung. Pengendalian ini dapat
dikategorikan kedalam 4 kelompok yaitu :
1.
Pengendalian
Masukan dan input controls.
Pengendalian ini dirancang untuk mencegah atau
mendeteksi kekeliruan dalam tahap masukan dalam pengolahan data. Pengendalian
masukan umumnya menyangkut efisiensi, persetujuan, masukan terhormat,
penandaan, pembatalan, dan lain-lain dalam proses komputer.
2.
Pengendalian
Proses pengolaha data atau proses controls.
Pengendalian ini mencakup mekanisme, standarisasi, dan
lain-lain.
3.
Pengendalian
keluaran atau output controls.
Pengendalian keluaran dirancang untuk memeriksa masukan
dan pemrosesan sehingga berpengaruh terhadap keluaran secara absah dan
pendistribusian keluaran secara memadai. Pengendalian ini mencakup
rekonsiliasi, penyajian umur, suspensi berkas, suspensi account, audit
periodik, laporan ketidaksesuaian dan lipstream resubmissio
4.
Pengendalian
file atau database(database controls).
c.
Pengendalian
Akses Ke Sistem
Pengendalian Akses Sistem di
kelompokan menjadi dua (2) bagian :
1.
Pengendalian
Akses Akses Logis
Untuk membatasi akses logis, sebuah system harus membedakan
antara pemakai yang sah dan pemakai yang tidak sah dengan cara mengecek apa
yang dimiliki atau diketahui oleh para pemakai, dimana para pemakai mengakses
system, atau dengan mengenali karakteristik pribadi.
Cara-cara untuk membatasi akses logis adalah sbb:
1) Password
2) Identifikasi pribadi.
Misalnya:kartu identitas yang berisi nama, foto, dll
3) Identifikasi biometric. Misalnya; sidik
jari, pola suara, hasil rekaman retina, pola dan bentuk wajah, bau badan,
dan pola tandatangan.
4) Uji Kompatibilitas. Uji kompabilitas
harus dilaksanakan untuk menentukan apakah pemakai tersebut memiliki hak untuk
menggunakan komputer tersebut.
2.
Pengendalian
akses Fisik
Kemampuan untuk menggunakan peralatan computer disebut
dengan akses fisik, sedangkan kemampuan untuk memperoleh akses data perusahaan
disebut akses logis. Kedua akses ini harus dibatasi.
Pengamanan akses fisik dapat dicapai dengan pengendalian
sebagai berikut:
1) Penempatan computer dalam ruang terkunci dan akses
hanya diizinkan untuk karyawan yang sah saja.
2) Hanya menyediakan satu atau dua pintu masuk saja pada
ruang computer. Pintu masuk harus senantiasa terkunci dan secara hati-hati
dipantau oleh petugas keamanan dan kalau memungkinkan diawasi dengan
menggunakan kamera pengawas
3) Mensyaratkan identitas karyawan yang jelas, seperti
pemakaian badge untuk dapat lolos melalui pintu akses
4) Mensyaratkan bahwa setiap pengunjung untuk
membubuhkan tanda tangan ditempat yang telah tersedia setiap akan masuk
atau keluar dari lokasi pengolahan data
5) Penggunaan system alarm untuk mendeteksi akses tidak
sah diluar jam kantor
6) Pembatasan akses ke saluran telepon pribadi, terminal
atau PC yang sah
7) Pemasangan kunci pada PC dan peralatan computer
lainnya
d.
Pengendalian
Administrasi
Pengendalian ini bertujuan mengefisiensikan operasi
kegiatan dan mendorong ditaatinya kebijaksanaan manajemen yang telah
ditetapkan. Manajemen yang baik dapat menghindari perusahaan dari penyelewengan
dan kesalahan.
Proses Pengambilan Keputusan
Berbasiskan SIM
Nilai dari sebuah informasi dalam
proses pengambilan keputusan adalah sangat berharga, karena hanya dengan
informasi yang baik dan benar seorang manajer dapat mengambil keputusan yang
dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan pada masa yang akan datang.
Pada umumnya pengambilan keputusan akan lebih baik jika didasarkan atas
analisa dan penilaian yang cermat dari pada keputusan yang hanya
didasarkan atas instuisi. Sistem infomasi manajemen merupakan
sistem yang menghasilkan informasi bagi proses pengambilan keputusan.
A. Definisi Pembuatan Keputusan
Salah satu kegiatan manajemen yang
penting adalah memahami sistem sepenuhnya untuk mengambil keputusan-keputusan
yang tepat yang akan dapat memperbaiki hasil sistem keseluruhan dalam
batas-batas tertentu. Dengan demikian pengambilan keputusan adalah suatu proses
pemilihan dari berbagai alternatif baik kualitatif maupun kuantitatif untuk
mendapat suatu alternatif terbaik guna menjawab masalah atau menyelesaikan
konflik (pertentangan).
Proses penurunan suatu keputusan
mengandung empat unsur :
1. Model : Model menunjukkan
gambaran suatu rnasalah secara kuantitatif atau kualitatif.
2. Kriteria: Kriteria yang
dirumuskan menunjukkan tujuan dari keputusan yang diambil. Jika terdapat
beberapa kriteria yang saling bertentangan, maka pengambilan keputusan harus
melalui kompromi (misalnya menambah jasa langganan dan mengurangi persediaan,
maka keputusan mana yang diambil perlu kompromi).
3. Pembatas: Faktor-faktor tambahan
yang perlu diperhatikan dalam memecahkan masalah pengambilan keputusan.
Misalnya dana yang kurang tersedia.
4. Optimalisasi: Apabila masalah
keputusan telah diuraikan dengan sejelas jelasnya, maka manajer menentukan apa
yang diperlukan (kriteria) dan apa yang diperbolehkan (pembatas). Pada keadaan
ini pengambil keputusan siap untuk memilih pemecahan yang terbaik atau yang
optimal.
B.
Peran Sistem Informasi Manajemen (SIM) Pada Pengambilan Keputusan
Dukungan sistem informasi manajemen
pada pembuatan keputusan dalam suatu organisasi dapat diuraikan menurut tiga
tahapan proses pembuatan keputusan, yaitu pemahaman, perancangan (design), dan
pemilihan. Dukungan SIM biasanya melibatkan pengolahan, file komputer maupun
non komputer. Pada tahap pemahaman hubungannya dengan SIM adalah pada proses
penyelidikan yang meliputi pemeriksaan data baik dengan cara yang telah
ditentukan maupun dengan cara khusus. SIM harus memberikan kedua cara tersebut.
Sistem Informasi sendiri harus meneliti semua data dan mengajukan permintaan
untuk diuji mengenai situasi-situasi yang jelas dan menuntut perhatian. Baik
SIM maupun organisasi harus menyediakan saluran komunikasi untuk
masalah-masalah yang diketahui dengan jelas agar disampaikan kepada organisasi
tingkat atas sehingga masalah-masalah tersebut dapat ditangani. Pada tahap ini
juga perlu ditetapkan kemungkinan-kemungkinannya. Dukungan SIM memerlukan suatu
data base dengan data masyarakat, saingan dan intern ditambah metode untuk
penelusuran dan penemuan masalah-masalah.
Pada tahap perancangan (design),
kaitannya dengan SIM adalah membuat model-model keputusan untuk diolah
berdasarkan data yang ada serta memprakarsai pemecahan-pemecahan alternatif.
Model-model yang tersedia harus membantu menganalisis alternatif-altematif.
Dukungan SIM terdiri dari perangkat lunak statistika serta perangkat lunak
pembuatan model lainnya. Hal ini melibatkan pendekatan terstruktur, manipulasi
model, dan sistem pencarian kembali data base.
Pada tahap pemilihan, SIM menjadi
paling efektif apabila hasil-hasil perancangan disajikan dalam suatu bentuk
yang mendorong pengambilan keputusan. Apabila telah dilakukan pemilihan, maka
peranan SIM berubah menjadi pengumpulan data untuk umpan balik dan penilaian
kemudian. Dukungan SIM pada tahap pemilihan adalah memilih berbagai model
keputusan melakukan analisis kepekaan (analisis sensitivitas) serta menentukan
prosedur pemilihan.
Dukungan SIM untuk pembuatan
keputusan terdiri dari suatu database yang lengkap, kemampuan pencarian kembali
database, perangkat lunak statistika dan analitik lainnya, serta suatu dasar
model yang berisi perangkat lunak pembuatan model-model keputusan. Pada
dasarnya peranan SIM tersebut pada proses pemahaman, .yang menyangkut
penelitian lingkungan untuk kondisi-kondisi yang memerlukan keputusan. Istilah
pemahaman disini mempunyai arti sama dengan pengenalan masalah. Kemudian pada
proses perancangan serta pada proses pemilihan. Sering orang menyatakan bahwa
komputer akan mengambil keputusan, ini merupakan suatu pernyataan yang salah
kaprah dan tidak mengetahui letak peranan komputer serta bagaimana suatu proses
pengambilan keputusan dilakukan. Keputusan sebenarnya hanya dapat diambil atau
dilakukan oleh manusia. Oleh karena itu, manusia pengambil keputusan harus
selalu menjadi bagian dari suatu pemilihan.
Suatu aturan keputusan atau suatu
program komputer hanya membantu dengan memberikan dasar untuk suatu keputusan,
akan tetapi pemilihan keputusan dilakukan oleh seorang manusia. Pernyataan
komputer mengambil keputusan pada umumnya didasarkan atas anggapan bahwa
beberapa keputusan dapat diprogramkan, sedangkan keputusan-keputusan yang lain
tidak. Hal ini mengingatkan bahwa klasifikasi tentang keputusan terprogram dan
tidak terprogram sangat penting untuk perancangan SIM.
Ada suatu kecenderungan di antara
para perancang SIM untuk beranggapan bahwa suatu database (pusat data) saja
akan banyak memperbaiki pengambilan keputusan. Pandangan demikian sebenarnya
telah mengabaikan akan adanya tiga unsur dalam pengambilan keputusan yang
berperan penting, yaitu; data, model atau prosedur keputusan, dan pengambil
keputusan. Oleh karena itu, pengambilan keputusan dapat diperbaiki dengan data
yang lebih baik, model keputusan yang lebih baik, atau pengambil keputusan yang
lebih baik (lebih terlatih, lebih banyak pengalaman, dan sebagainya).
Pada dasarnya, suatu sistem
informasi memiliki sifat yang hampir sama dengan sistem produksi yang
mengkonversikan bahan baku menjadi produk yang mungkin langsung digunakan oleh
konsumen atau menjadi bahan baku untuk fase konversi berikutnya. Sistem
informasi mengkonversi data kasar menjadi suatu laporan yang dapat dipakai atau
menjadi input untuk proses lanjutan. Banyak manajemen yang tidak puas dengan
sistem informasi mereka dan secara tajam langsung menyalahkan sistem komputer.
C.
Proses Pengambilan Keputusan
Model yang bermanfaat dan terkenal
yang diajukan oleh Herbert A. Simon akan digunakan sebagai dasar untuk
menjelaskan proses pengambilan keputusan. Model ini terdiri dari tiga tahap
pokok, yaitu:
1. Penyelidikan: Mempelajari
lingkungan atas kondisi yang memerlukan keputusan. Data mentah diperoleh,
diolah, dan diuji untuk dijadikan petunjuk yang dapat mengidentifikasi
persoalan.
2. Perancangan: Mendaftar,
mengembangkan, dan menganalisis arah tindakan yang mungkin. Hal ini meliputi
proses-proses untuk memahami persoalan, menghasilkan pemecahan, dan menguji
kelayakan pemecahan tersebut.
3. Pemilihan: Memilih arah tindakan
tertentu dari semua yang ada. Pilihan ditentukan dan dilaksanakan.
Jadi, proses keputusan dapat dianggap
sebagai sebuah arus dari penyelidikan sampai perancangan dan kemudian pada
pemilihan. Tetapi pada setiap tahap hasilnya mungkin dikembalikan ke tahap
sebelumnya untuk dimulai lagi. Jadi tahapan tersebut merupakan unsur-unsur
sebuah proses yang berkesinambungan.
Sebagai contoh, pilihan pilihan
mungkin menolak semua alternatif dan kembali ke tahap perancangan untuk
menerbitkan pemecahan taambahan.
Gambar: Bagan arus proses keputusan
Kekuatan yang menggerakkan proses
pengambilan keputusan dapat berupa ketidakpuasan atas keadaan saat itu atau
imbalan yang diharapkan dari keadaan baru. Dalam kasus ketidakpuasan, kekuatan
penggerak adalah penemuan sebuah persoalan. Dalam hal imbalan yang diharapkan,
adalah hasil pencarian peluang.
Cara lain untuk menjelaskan proses
pengambilan keputusan adalah dalam arti suatu kegiatan bersinambung yang
digerakkan oleh sebuah sasaran mengubah sistem ( bisnis, departemen, keluarga,
dan sebagainya) dari keadaan sekarang menjadi suatu keadaan baru. Keadaan yang
diharapkan atau tujuan mengakibatkan suatu pencarian cara mencapainya. Proses
ini sering disebut “analisis cara tujuan” (means end analysis).
Beberapa model pengambilan keputusan
lebih banyak menekankan pada umpan balik hasil keputusan. Sebagai contoh,
Rubenstein dan Harberstroh mengusulkan langkah-langkah berikut ini:
1. Pengenalan persoalan atau
kebutuhan untuk pengambilan keputusan.
2. Analisis dan laporan
alternatif-alternatif.
3. Pemilihan diantara alternatif
yang ada.
4. Langkah lanjutan dan umpan balik
hasil keputusan.
Kedua model tersebut tidak saling
bertentangan. Model Simon pada dasarnya mengatakan bahwa pelaksanaan adalah
keputusan dan bahwa keputusan lain diperlukan untuk langkah selanjutnya.
Model Simo adalah relevan bagi
perancangan sistem informasi manajemen. Relevansi ini diuraikan untuk ketiga
tahap model Simon.
Tahap proses
|
Relevansi terhadap SIM
|
Penyelidikan
|
Proses pencarian melibatkan suatu
pengujian data baik dalam cara yang telah ditentukan dahulu maupun dalam cara
khusus. SIM harus menyediakan kedua fasilitas tersebut. Sistem informasinya
sendiri harus memeriksa semua data dan menimbulkan suatu permintaan uji pada
manusia atas situasi yang jelas menuntut perhatian. Baik SIM maupun
organisasi harus menyediakan saluran komunikasi untuk persoalan yang diterima
agar dialirkan ke atas dalam organisasi sampai diambil suatu tindakan
terhadapnya.
|
Perancangan
|
SIM harus memiliki model-model
keputusan untuk mengolah data dan menimbulkan pilihan pemecahan. Model
tersebut harus membantu dalam menganalisis pilihan/alternatif.
|
Pemilihan
|
Sebuah SIM adalah paling efektif
bila hasil rancangan disajikan dalam suatu bentuk yang mendorong keputusan.
Bila pilihan telah diambil, peranan SIM berubah menjadi pengumpulan data
untuk umpan balik dan penaksiran kelak.
|
D.
Teori Pengambilan Keputusan
Teori pengambilan keputusan
menekankan bahwa terdapat tujuh langkah yang harus ditempuh, yaitu:
1. Identifikasi permasalahan
yang dihadapi
Ada ungkapan yang mengatakan bahwa
suatu “permasalahan yang sudah dikenali hakikatnya dengan tepat sesungguhnya
sudah separo terpecahkan.” Ungkapan ini mempunyai tiga implikasi, yaitu:
v Bahwa mutlak perlu mengenali secara
mendasar situasi problematik yang menimbulkan ketidakseimbangan dalam kehidupan
organisasi atau perusahaan.
v Pengenalan secara mendasar berarti
“akar” penyebab timbulnya ketidakseimbangan harus digali sedalam-dalamnya.
v Mengambil keputusan tidak boleh puas
hanya dengan diagnosis gejala-gejala yang segera tampak. Jika hanya gejala yang
diidentifikasikan, sangat mungkin “terapinya” pun hanya mampu menghilangkan
gejala tersebut. Padahal yang harus dihilangkan adalah “sumber penyakitnya”.
2. Pengumpulan data
Berangkat dari pandangan bahwa
pengambilan keputusan memerlukan dukungan informasi yang lengkap, mutakhir,
dapat dipercaya, dan diolah dengan baik. Berarti bahwa dalam pengumpulan data
ada tiga hal yang mutlak mendapat perhatian, yaitu:
Pentingnya
menggali data dari semua sumber yang layak digali, baik secara internal maupun
secara eksternal. Dari segi inilah harus dilihat pentingnya akses bagi para
pengolah data terhadap semua sumber data.
Pentingnya
untuk menjamin bahwa data yang dikumpulkan relevan dengan permasalahan yang
hendak diatasi.
Bahwa
mutu data yang dikumpulkan haruslah setinggi mungkin sehingga informasi yang dihasilkan
akan bermutu tinggi pula.
3. Analisis data
Analisis data harus mampu
menunjukkan berbagai alternatif yang mungkin ditempuh untuk memecahkan masalah.
Oleh karena itu, analisis data diarahkan pada pembentukan persepsi yang sama
diantara berbagai pihak tentang arti data yang dimiliki, dengan demikian
memberikan interpretasi yang sama tentang data tersebut.
4. Analisis berbagai alternatif
Salah satu tantangan yang dihadapi
dalam mengambil keputusan ialah menemukan jawaban yang paling tepat terhadap pertanyaan:
Apakah dalam mengambil keputusan harus selalu terdapat berbagai alternatif?
Pertanyaan ini penting karena jika seorang pengambil keputusan dihadapkan
kepada hanya satu alternatif dan ia memutuskan untuk menggunakan alternatif
tersebut, yang bersangkutan sudah mengambil keputusan. Bahkan teori pengambilan
keputusan mengatakan bahwa jika seseorang memutuskan untuk tidak mengambil
keputusan, tindakannya itu adalah pengambilan keputusan juga.
5. Pemilihan alternatif
Jika dilakukan dengan cermat, analisis
berbagai alternatif akan “memberi petunjuk” tentang alternatif yang sebaiknya
digunakan karena akan membuahkan solusi yang paling efektif. Alternatif di
pilih dengan demikian, merupakan alternatif yang tampaknya paling baik.
Pengalaman mengambil keputusan di masa lalu dan keyakinan bahwa keputusan yang
diambil adalah keputusan yang terbaik.
6. Implementasi (pelaksanaan)
Apakah alternatif yang dipilih
merupakan pilihan yang terbaik atau tidak diuji pada waktu digunakan dalam arti
mampu tidaknya menghilangkan situasi permasalahan dan apakah permasalahan yang
dihadapi tersebut dapat dipecahkan secara efektif atau tidak.
7. Evaluasi (penilaian)
Hasil pelaksanaan memerlukan
penilaian yang objektif, rasional dan berdasarkan tolok ukur yang baku. Seperti
dimaklumi, hasil penilaian dapat menunjukkan bahwa hasil yang di capai
melampaui harapan, sekedar sesuia dengan sasaran atau kurang dari sasaran.
Kesemuanya itu menjadi bahan penting dalam mengelola organisasi atau perusahaan
di masa depan.
E.
Model Perilaku Pengambilan Keputusan Organisasi
Teori pelaku pengambilan keputusan
mencerminkan suatu sistem terbuka. Teori tersebut lebih bersifat deskriptif
daripada normatif. Empat paham penting yang dipergunakan oleh Cyert dan March
untuk menjelaskan pengambilan keputusan organisasi, yaitu:
1. Pemecahan semu pertentangan
Suatu organisasi menunjukkan suatu
persatuan dan penggabungan anggota-anggota yang mempunyai tujuan dan kekuasaan
yang berbeda untuk mempengaruhi tujuan organisasi. Ada pertentangan diantara
bermacam-macam tujuan dari anggota-anggota organisasi.
Pertentangan-pertentangan tersebut dipecahkan dengan tiga metode sebagai
berikut:
Relevansi terhadap SIM
|
Tahap proses
|
Proses pencarian melibatkan suatu
pengujian data baik dalam cara yang telah ditentukan dahulu maupun dalam cara
khusus. SIM harus menyediakan kedua fasilitas tersebut. Sistem informasinya
sendiri harus memeriksa semua data dan menimbulkan suatu permintaan uji pada
manusia atas situasi yang jelas menuntut perhatian. Baik SIM maupun organisasi
harus menyediakan saluran komunikasi untuk persoalan yang diterima agar
dialirkan ke atas dalam organisasi sampai diambil suatu tindakan terhadapnya
|
Penyelidikan
|
SIM harus memiliki model-model
keputusan untuk mengolah data dan menimbulkan pilihan pemecahan. Model
tersebut harus membantu dalam menganalisis pilihan/alternatif.
|
Perancangan
|
Sebuah SIM adalah paling efektif
bila hasil rancangan disajikan dalam suatu bentuk yang mendorong keputusan.
Bila pilihan telah diambil, peranan SIM berubah menjadi pengumpulan data
untuk umpan balik dan penaksiran kelak.
|
Pemilihan
|
2. Penghindaran ketidakpastian
Organisasi berada pada lingkungan
yang tidak pasti. Perilaku pasar, relevansir, pemegang saham, pemerintah, dan
sebagainya tidak dapat dipastikan. Teori pelaku pengambilan keputusan
organisasi menyatakan bahwa organisasi akan berusaha menghindarkan resiko dan
ketidakpastian dengan mengorbankan nilai yang diharapkan. Beberapa metode yang
digunakan untuk mengurangi atau menghindari ketidakpastian adalah sebagai
berikut:
Siklus
umpan balik dan reaksi jangka pendek : Siklus umpan balik yang pendek
memungkinkan seringnya keputusan-keputusan yang baru, dan dengan demikian
mengurangi kebutuhan akan ketidakpastian yang akan datang.
Lingkungan
yang dimusyawarahkan : Organisasi berusaha mengendalikan lingkungannya dengan
praktek-praktek konvensional dalam industri (kadang-kadang bersifat membatasi
seperti perilaku hubungan rahasia) dengan persediaan jangka panjang atau
perjanjian penjualan dan lain-lain.
3. Pencarian masalah
Pencarian merupakan maslah yang di
dorong dan diarahkan kepada penemuan pemecahan atas masalah tersebut. Teori
perilaku mempunyai dalil bahwa pencarian didasarkan atas aturan-aturan yang
agak sederhana sebagai berikut:
a). Pencarian setempat, baik yang
dekat dengan gejala maupun dengan pemecahan yang ada sekarang.
b). Apabila pencarian setempat tidak
berhasil, kembangkan pencarian tersebut pertama-tama pada bidang-bidang
organisasi yang lemah sebelum pindah ke bidang-bidang lainnya.
4. Pengetahuan organisasi
Organisasi menunjukkan perilaku
menyesuaikan diri sepanjang waktu. Organisasi mengubah tujuannya dan
memperbaiki prosedur pencarian berdasarkan pengalamannya. Tujuan-tujuan pada
tingkat keinginan dianggap berubah dalam menanggapi hasil yang diperoleh.
F.
Penerapan Model Keperilakuan Pengambilan Keputusan Terhadap SIM
Teori keperilakuan adalah sebuah
model deskriptif dari pengambilan keputusan keorganisasian. Di sini tekanannya
adalah pada pemuasan, penghindaran ketidakpastian untuk mengendalikan
lingkungan, adanya tujuan yang tidak konsisten berdasarkan persekutuan
keorganisasian para anggota yang ada, dan perilaku penyesuaian keorganisasian
dengan berjalannya waktu.
Nilai utama pola keperilakuan pada
perancangan SIM adalah menyadarkan perancang pada pertimbangan-pertimbangan
keperilakuan. Perancang SIM mungkin tertarik pada rasionalitas, tetapi
pengambil keputusan mungkin menekankan pada penghindaran ketidakpastian.
Pemahaman keorganisasian dan perilaku penyesuaian adalah penting dalam
merancang prosedur informasi bagi sistem perencanaan dan pengendalian karena
adanya kebutuhan mengenal perubahan tujuan dan aspirasi.
G. Sistem
Pendukung Keputusan
Di dalam organisasi-organisasi
publik, banyak keputusan yang tidak berulang (non-recurring/non-repetitive
decisions) yang harus dibuat oleh para manager atau pembuat keputusan.
Keputusan-keputusan itu biasanya bersifat sangat srtategis dan menghadapkan
para manajer pada situasi-situasi yang belum pernah terjadi sebelumnya. Oleh
sebab itu, Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System) sangat penting
peranannya dalam membantu proses pembuatan keputusan dalam
organisasi-organisasi publik. Para manajer publik harus ditunjang dengan data
dan informasi yang akurat dan aktual untuk dapat membuat keputusan-keputusan
strategis yang dalam urusan-urusan publik.
Parker (1989:396) mengatakan bahwa decision support system
(DSS) adalah suatu sistem yang menyediakan sarana yang memungkinkan para
manajer untuk mengembangkan informasi sedemikian rupa sehingga sesuai dengan
keputusan yang akan dibuat. Ditinjau dari struktur organisasi, jenis-jenis
keputusan dapat dibagi menjadi tiga, yaitu:
1. Keputusan administratif
Adalah keputusan yang diambil oleh
seorang administrator atau manajer puncak sebagai pucuk pimpinan organisasi.
Keputusan ini bersifat umum dan menyeluruh, berfungsi sebagai landasan bagi
kebijakan-kebijakan dan keputusan teknis operasional oleh organisasi secara
keseluruhan.
2. Keputusan eksekutif
Adalah keputusan yang diambil
manajer eksekutif. Kedudukan manajer eksekutif secara umum berada diantara
manajer administratif dan manajer operasional. Jadi tugas manajer eksekutif
adalah menerjemahkan gagasan-gagasan manajer administratif dan mengkoordinasi
fungsi-fungsi dalam organisasi untuk melaksanakan gagasan-gagasan tersebut.
3. Keputusan operasional
Adalah keputusan yang diambil oleh
seorang manajer operasioanl dalam rangka pelaksanaan gagasan, arahan, dan
kebijakan manajer diatasnya disesuaikan dengan sistem koordinasi yang
dikembangkan oleh manajer eksekutif.
Dari sistem informasi pendukung
keputusan, baik yang terotomasi maupun yang bersifat manual, pada dasarnya
pembuat keputusan dapat mengambil banyak manfaat besar, antara lain:
1. Pengambilan keputusan yang
rasional
Ialah proses pengambilan keputusan
yang lebih menekankan pada pengujian alternatif tindakan berdasarkan fakta atau
informasi yang jelas dan bukan hanya berlandaskan pada dugaan subjektif dan
dorongan emosional. Akal sehat (common sense) memang sangat diperlukan di dalam
pengambilan keputusan, tetapi pemakaian akal sehat itu hendaknya disertai
dengan informasi, argumen, dan landasan yang jelas. Maka pengambilan keputusan
rasional berproses melalui beberapa tahapan, antara lain: identifikasi dan
perumusan masalah, rumusan alternatif pemecahan masalah, pertimbangan mengenai
akibat dan konsekuensi yang mungkin terjadi, dan akhirnya pemilihan kebijakan
atau strategi sesuai dengan tujuan.
2. Peramalan (forecasting)
Pengambilan keputusan dalam banyak
hal menyangkut perencanaan atau persoalan-persoalan yang terjadi di masa yang
akan datang. Data dan informasi yang tepat akan dapat menjadi landasan bagi
tugas-tugas peramalan mengenai hal-hal yang akan terjadi. Tujuannya adalah
mengendalikan apa yang mungkin terjadi sehingga keadaan yang tercipta sesuai
dengan kehendak pengambil keputusan.
Peramalan yang dihasilkan
berdasarkan data dan informasi itu secara umum dapat dibedakan menjadi tiga
yang berurutan menurut intensitas pemakaian informasinya, yaitu sebagai
berikut:
·
Conjecture
(konjektur, dugaan), peramalan yang lebih banyak menggunakan penilaian
subjektif dan data kualitatif
·
Prediksi,
peramalan yang menggunakan kerangka teori dan inferensi data sebagai landasan
·
Proyeksi,
peramalan yang menggunakan ekstrapolasi kecenderungan (trend extrapolation)
sebagai landasan
3. Membandingkan alternatif tindakan
Data dan informasi yang baik akan
merupakan landasan yang kuat untuk mengidentifikasi berbagai rangkaian tindakan
yang dapat dilaksanakan. Selanjutnya pengambil keputusan dapat membandingkan
alternatif tindakan mana yang paling mungkin dan paling tepat untuk
dilaksanakan. Variasi teknik di dalam membuat keputusan optimal demikian
banyak. Dan informasi yang lengkap akan memungkinkan pembuat keputusan untuk
membuat berbagai bentuk simulasi hasil keputusan sebelum alternatif tindakan
itu sendiri ditetapkan.
4. Membuat analisis dampak
Informasi pendukung keputusan akan
bermanfaat untuk melakukan analisis dampak dari kebijakan-kebijakan yang hendak
diterapkan. Yang perlu disadari oleh para pembuat keputusan, ialah bahwa dalam
setiap pelaksanaan keputusan akan selalu terdapat implikasi terhadap kelompok
masyarakat tertentu. Dengan demikian setiap dampak dari sebuah kebijakan baik
yang bersifat langsung maupun tidak langsung harus senantiasa mendapat
perhatian dari pembuat keputusan.
5. Membuat model
Secara sederhana yang disebut
pembuatan model (modelling) adalah upaya untuk menggambarkan realitas dengan
menggunakan berbagai bentuk replika yang lebih padat dan yang lebih ringkas.
Oleh karena itu model dapat berupa rumusan matematis, uraian verbal, presentasi
grafis atau geometris, dan sebagainya. Sesuai dengan tingkat pengembalian
keputusan, suatu model dapat berbentuk sederhana, hanya menggambarkan sebuah
aspek atau komponen situasi, tetapi juga dapat berbentuk sangat kompleks jika
akan diusahakan untuk menggambarkan sistem sosial ekonomi secara keseluruhan.
Karena biasanya model relatif lebih
ringkas dan mudah dipahami, model dapat dimanfaatkan untuk membantu peramalan,
membandingkan alternatif tindakan yang bisa dilaksanakan, dan menggambarkan
situasi permasalahan yang tengah dihadapi oleh pembuat keputusan.
DAFTAR
PUSTAKA
Wahyudi Kumorotomo dan Subandono
Agus Margono. 1998. Sistem Informasi Manajemen dalam Organisasi Publik.
Yogyakarta; Gadjah Mada University Press
Hj. Dedeh Maryani_sistem informasi
manajemen dalam mendukung kinerja organisasi publik
Davis. Gordon, “ Kerangka
Dasar SISTEM INFORMASI MANAJEMEN bagian 1 PNGANTAR”, seri
manajemen No. 90-A, PT Pustaka Binaman Pressindo, Jakarta, agustus 1999
Moekijat. Pengantar Sistem Informasi
Manajemen Edisi Revisi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1996.
Siagian, Sondang P. Sistem Informasi
Manajemen. Jakarta: Bumi Aksara, 2003.
Davis, Gordon B. Kerangka Dasar
Sistem Informasi Manajemen Bagian I Pengantar. Jakarta: PT Pustaka Binaman
Pressindo, 2002.
Davis, Gordon B. Kerangka Dasar
Sistem Informasi Manajemen Bagian II Struktur dan Pengembangannya. Jakarta: PT
Pustaka Binaman Pressindo, 1999.
Scott, George M. Prinsip-Prinsip
Sistem Informasi Manajemen. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2001.
Kumorotomo, Wahyudi dan Subando Agus
Margono. Sistem Informasi Manajemen Dalam Organisasi-Organisasi Publik.
Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 1998
Tidak ada komentar:
Posting Komentar