TUGAS
SISTEM INFORMASI MANAJEMEN
O
L
E
H
ARIF RAHMAN
1101585 / 2011
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2013
POTENSI PARIWISATA DAN SENI BUDAYA BUKITTINGGI
1.
Jam
Gadang
Di pusat Kota
Bukittinggi, terdapat semacam alun-alun tempat pusat keramaian kota dan
ditengahnya terdapat Jam Gadang. Inilah landmark Kota Bukittinggi.Suasana
sekitar Jam Gadang sangat ramai, terutama di malam Minggu saat orang-orang
sekitar menghabiskan liburan. Simbol khas Bukittinggi dan Sumatera Barat ini
memiliki cerita dan keunikan dalam perjalanan sejarahnya.
Hal tersebut dapat ditelusuri dari
ornamen pada Jam Gadang. Salah satu keunikan tersebut adalah angka empat pada
angka Romawi. Jika biasanya tertulis dengan IV, namun di Jam Gadang tertera
dengan IIII. Dari menara Jam Gadang, para wisatawan bisa melihat panorama
Bukittinggi yang terdiri dari bukit, lembah, dan bangunan berjejer di tengah
kota.
2.
Lobang
Jepang
Lobang Jepang
yang menyerupai gua, merupakan bunker peninggalan Jepang saat menjajah
Indonesia. Lobang Jepang ini terletak di Bukit Sianok Bukittinggi dan merupakan
basis pertahanan Jepang pada saat Perang Dunia II dan Perang Asia Timur Raya
tahun 1942
.
Suasana mistis terasa di dalam gua. Konon, ada satu ruangan tahanan yang sekaligus berfungsi sebagai ruang penyiksaan. Salah satu kekejaman tentara Jepang adalah pembunuhan tahanan dengan cara dicincang. Tidak sampai di situ, tubuh yang sudah terpotong-potong itu kemudian disiram dengan air panas dan garam, untuk memastikan jasad itu sudah tak bernyawa lagi. Hii!
.
Suasana mistis terasa di dalam gua. Konon, ada satu ruangan tahanan yang sekaligus berfungsi sebagai ruang penyiksaan. Salah satu kekejaman tentara Jepang adalah pembunuhan tahanan dengan cara dicincang. Tidak sampai di situ, tubuh yang sudah terpotong-potong itu kemudian disiram dengan air panas dan garam, untuk memastikan jasad itu sudah tak bernyawa lagi. Hii!
3.
Ngarai
Sianok
Misteri di dalam Ngarai Sianok Lembah Raksasa di Sumatera Barat from
blak-blakan.com - Sebuah lembah indah yang terletak di Gunung Singgalang
menjadi ikon pariwisata andalan Provinsi Sumatera Barat.
Ngarai Sianok, nama lembah elok ini berada di perbatasan kota Bukittinggi, Kecamatan IV Koto, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Bentangan megah lembah terjal memanjang hingga mencapai 15 kilometer. Lebarnya 200 meter dengan kedalaman jurang sampai 100 meter.
Karena dialiri “Batang Sianok” yang artinya sungai yang jernih, ngarai atau lembah ini disebut Ngarai Sianok. Batang Sianok kini bisa diarungi dengan menggunakan kano dan kayak yg disaranai oleh suatu organisasi olahraga air “Qurays”. Rute yang ditempuh adalah dari Desa Lambah sampai Desa Sitingkai Batang Palupuh selama kira-kira 3,5 jam
Ngarai Sianok memanjang dan berkelok sebagai garis batas kota dari selatan Ngarai Koto Gadang sampai di Ngarai Sianok Enam Suku, dan berakhir di Palupuh, merupakan bagian dari patahan yang membelah dua Pulau Sumatera. Patahan yang terkenal dengan nama Patahan Semangko (bentuknya bagaikan semangka dibelah) ini membentuk dinding yang curam, bahkan tegak lurus dan membentuk lembah yang hijau – hasil dari gerakan turun kulit bumi (sinklinal) – yang dialiri Batang Sianok yang airnya jernih. Di zaman kolonial Belanda, jurang ini disebut juga sebagai kerbau sanget, karena banyaknya kerbau liar yang hidup bebas di dasar ngarai.
Ngarai Sianok yang juga kerap disebut sebagai “Dream Land of Sumatera” memiliki panorama alam yang sangat mempesona dan udaranya begitu sejuk. Laksana selimut beludru hijau dikelilingi perbukitan asri, inilah penampakan lembah indah ini bila dilihat dari atas. Pada bukit-bukit di Ngarai Sianok tumbuh tanaman langka seperti Rafflesia atau Bunga Bangkai, tanaman obat-obatan, dan lain sebagainya. Di dasar ngarai Anda bisa berjalan-jalan santai, menyapa penduduk setempat yang tinggal di area permukiman di sekitarnya. Anda pun dapat menjumpai fauna beragam di Ngarai Sianok seperti monyet ekor panjang, siaman, simpai, rusa, babi hutan, macan tutul, dan tapir.
Jika dinikmati dari Taman Panorama yang sengaja dibangun oleh pemerintah daerah di bagian kawasan Bukit Tinggi, keindahan Ngarai Sianok tampak sangat luar biasa. Dari Taman Panorama tersebut pula banyak wisatawan lokal maupun mancanegara menikmati matahari terbit dan tenggelam di Ngarai Sianok. Keindahannya begitu menakjubkan dan merupakan target yang bagus bagi fotografer profesional maupun amatir serta pelukis alam untuk mengabadikannya.
Ketika matahari terbit menyibak langit dan muncul dari celah-celah lereng ngarai dengan cahaya menyilaukan, atau saat “sang raja siang” itu bersiap rebah menjelang senja dengan meninggalkan jejak-jejak jingga di sisi dinding ngarai, merupakan pemandangan indah yang sangat sayang untuk dilewatkan.
Bila Anda ingin menikmati keindahan ngarai dari Taman Panorama, cukup membayar retribusi sebesar Rp 3.000 per orang. Di Taman Panorama, pengunjung juga dapat menikmati pula lokasi wisata Lobang Jepang di bawah tanah kawasan Ngarai Sianok. Hanya saja perlu membayar biaya pemandu lagi sekitar Rp 20.000. Letak Lobang Jepang ini sekitar 40 meter di bawah tanah. Lubang ini didirikan pada 1942-1945 oleh penduduk-penduduk setempat atas perintah paksa tentara Jepang. Di dalam lorong bawah tanah, terdapat 21 lorong kecil. Di antaranya ada lorong penyimpanan amunisi, dapur, penjara, ruang sidang, ruang penyiksaan, tempat pengintaian, tempat penyergapan, dan pintu pelarian.
Untuk mencapai Taman Panorama Ngarai Sianok yang berjarak sekitar 1 km dari pusat Kota Bukittinggi (kawasan Jam Gadang dan Pasar Atas) dapat dilakukan dengan menggunakan kendaraan atau berjalan kaki sembari menikmati kesejukan udara Bukittinggi. Pemandangan Ngarai yang memukau bisa dinikmati dari sana seraya melihat kelincahan monyet-monyet ngarai yang hidup bebas di kawasan Taman tersebut.
Sejumlah maskapai penerbangan menyediakan jadwal terbang dari Jakarta ke Bandara Internasional Minangkabau, Padang. Dari Padang, menuju Bukittinggi yang berjarak 90 km dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan sewa atau minibus..Ngarai Sianok adalah lembah yang curam atau jurang. Di bawahnya mengalir sebuah anak sungai yang berliku-liku menelusuri celah-celah tebing. Latar dari Ngarai Sianok adalah Gunung Merapi dan Gunung Singgalang. .
Ngarai Sianok, nama lembah elok ini berada di perbatasan kota Bukittinggi, Kecamatan IV Koto, Kabupaten Agam, Sumatera Barat. Bentangan megah lembah terjal memanjang hingga mencapai 15 kilometer. Lebarnya 200 meter dengan kedalaman jurang sampai 100 meter.
Karena dialiri “Batang Sianok” yang artinya sungai yang jernih, ngarai atau lembah ini disebut Ngarai Sianok. Batang Sianok kini bisa diarungi dengan menggunakan kano dan kayak yg disaranai oleh suatu organisasi olahraga air “Qurays”. Rute yang ditempuh adalah dari Desa Lambah sampai Desa Sitingkai Batang Palupuh selama kira-kira 3,5 jam
Ngarai Sianok memanjang dan berkelok sebagai garis batas kota dari selatan Ngarai Koto Gadang sampai di Ngarai Sianok Enam Suku, dan berakhir di Palupuh, merupakan bagian dari patahan yang membelah dua Pulau Sumatera. Patahan yang terkenal dengan nama Patahan Semangko (bentuknya bagaikan semangka dibelah) ini membentuk dinding yang curam, bahkan tegak lurus dan membentuk lembah yang hijau – hasil dari gerakan turun kulit bumi (sinklinal) – yang dialiri Batang Sianok yang airnya jernih. Di zaman kolonial Belanda, jurang ini disebut juga sebagai kerbau sanget, karena banyaknya kerbau liar yang hidup bebas di dasar ngarai.
Ngarai Sianok yang juga kerap disebut sebagai “Dream Land of Sumatera” memiliki panorama alam yang sangat mempesona dan udaranya begitu sejuk. Laksana selimut beludru hijau dikelilingi perbukitan asri, inilah penampakan lembah indah ini bila dilihat dari atas. Pada bukit-bukit di Ngarai Sianok tumbuh tanaman langka seperti Rafflesia atau Bunga Bangkai, tanaman obat-obatan, dan lain sebagainya. Di dasar ngarai Anda bisa berjalan-jalan santai, menyapa penduduk setempat yang tinggal di area permukiman di sekitarnya. Anda pun dapat menjumpai fauna beragam di Ngarai Sianok seperti monyet ekor panjang, siaman, simpai, rusa, babi hutan, macan tutul, dan tapir.
Jika dinikmati dari Taman Panorama yang sengaja dibangun oleh pemerintah daerah di bagian kawasan Bukit Tinggi, keindahan Ngarai Sianok tampak sangat luar biasa. Dari Taman Panorama tersebut pula banyak wisatawan lokal maupun mancanegara menikmati matahari terbit dan tenggelam di Ngarai Sianok. Keindahannya begitu menakjubkan dan merupakan target yang bagus bagi fotografer profesional maupun amatir serta pelukis alam untuk mengabadikannya.
Ketika matahari terbit menyibak langit dan muncul dari celah-celah lereng ngarai dengan cahaya menyilaukan, atau saat “sang raja siang” itu bersiap rebah menjelang senja dengan meninggalkan jejak-jejak jingga di sisi dinding ngarai, merupakan pemandangan indah yang sangat sayang untuk dilewatkan.
Bila Anda ingin menikmati keindahan ngarai dari Taman Panorama, cukup membayar retribusi sebesar Rp 3.000 per orang. Di Taman Panorama, pengunjung juga dapat menikmati pula lokasi wisata Lobang Jepang di bawah tanah kawasan Ngarai Sianok. Hanya saja perlu membayar biaya pemandu lagi sekitar Rp 20.000. Letak Lobang Jepang ini sekitar 40 meter di bawah tanah. Lubang ini didirikan pada 1942-1945 oleh penduduk-penduduk setempat atas perintah paksa tentara Jepang. Di dalam lorong bawah tanah, terdapat 21 lorong kecil. Di antaranya ada lorong penyimpanan amunisi, dapur, penjara, ruang sidang, ruang penyiksaan, tempat pengintaian, tempat penyergapan, dan pintu pelarian.
Untuk mencapai Taman Panorama Ngarai Sianok yang berjarak sekitar 1 km dari pusat Kota Bukittinggi (kawasan Jam Gadang dan Pasar Atas) dapat dilakukan dengan menggunakan kendaraan atau berjalan kaki sembari menikmati kesejukan udara Bukittinggi. Pemandangan Ngarai yang memukau bisa dinikmati dari sana seraya melihat kelincahan monyet-monyet ngarai yang hidup bebas di kawasan Taman tersebut.
Sejumlah maskapai penerbangan menyediakan jadwal terbang dari Jakarta ke Bandara Internasional Minangkabau, Padang. Dari Padang, menuju Bukittinggi yang berjarak 90 km dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan sewa atau minibus..Ngarai Sianok adalah lembah yang curam atau jurang. Di bawahnya mengalir sebuah anak sungai yang berliku-liku menelusuri celah-celah tebing. Latar dari Ngarai Sianok adalah Gunung Merapi dan Gunung Singgalang. .
Jurang di sana
dalamnya sekitar 100 meter dan membentang sepanjang 15 Km dengan lebar sekitar
200 meter. Pemandangan sangat indah terhampar bak lukisan alam.
4.
Benteng
Fort de Kock
Benteng ini
dibangun di atas Bukit Jirek dan awalnya diberi nama Sterrenschans. Kemudian
namanya berubah menjadi Fort de Kock, oleh Hendrik Merkus de Kock, yang
merupakan salah satu tokoh militer Belanda.
Beberapa tahun
kemudian, kota di sekitar benteng ini berkembang menjadi sebuah kota yang juga
diberi nama Fort de Kock, yang lalu bernama Bukittinggi. Kini, kawasan Benteng
Fort de Kock menjadi Taman Kota Bukittinggi (Bukittinggi City Park) dan Taman
Burung Tropis (Tropical Bird Park).
5.
Museum
Rumah Adat Baanjuang
Museum ini
didirikan oleh seorang Belanda yang bernama Mondelar Countrolleur pada tahun
1935. Ini adalah sebuah bangunan berupa rumah tradisional yang memiliki anjuang
kiri dan kanan.
Bangunannya
masih terlihat tradisional, seperti atap bangunan masih menggunakan ijuk,
dinding terbuat dari kayu, serta berlantai kayu. Koleksi Museum Rumah Adat
Baanjuang ini adalah kelompok etnografika, numismatika, binatang yang
diawetkan, dan sebagainya. Binatang ini terlahir tidak normal, karena beberapa
anggota tubuhnya berlebih.
Hal tersebut
dapat dilihat pada koleksi binatang yang dipajang di etalase, seperti kerbau
berkepala dua, berkaki delapan, dan juga kambing yang bermuka dua.
Binatang-binatang tersebut hidupnya tidaklan bertahan lama, setelah mati
binatang ini diawetkan dan menjadi bagian dari koleksi museum ini.
Koleksi miniatur
rumah gadang, surau, rumah makan juga sangat menarik perhatian. Sebabnya,
rumah-rumah tradisional tersebut makin lama makin susah ditemukan di Ranah
Minang.
6.
Great Wall
Tak perlu jauh-jauh ke China untuk
melihat Great Wall. Di Bukittinggi, ada Janjang Koto Gadang yang mirip dengan
tembok China tersebut. Ini adalah kawasan wisata baru. Pemandangan Ngarai
Sianok dari sana pun terlihat jelas.
Kawasan Bukittinggi dan Agam, Sumatera
Barat punya kawasan wisata baru. Namanya mirip-mirip dengan tembok China. Tapi
yang di Koto Gadang mungkin lebih cantik, pemandangan Ngarai Sianok dan
pepohonan hijau terbentang.
DetikTravel berkesempatan menjelajah
Janjang Koto Gadang ini pada Minggu (27/1/2013), bersama ribuan warga. Obyek
wisata ini memang baru diresmikan Menkominfo Tifatul Sembiring.
'Great Wall' yang juga dipanggil Janjang ini, menghubungkan Bukittinggi dan Agam. Bila dari Bukittinggi, lokasinya tak jauh dari Lobang Jepang.
'Great Wall' yang juga dipanggil Janjang ini, menghubungkan Bukittinggi dan Agam. Bila dari Bukittinggi, lokasinya tak jauh dari Lobang Jepang.
Memasuki kawasan ini, pengunjung akan
melalui jalan menurun. Kemudian bertemu dengan panorama Ngarai Sianok,
persawahan dengan tebing-tebing nan indah. Total, jarak yang ditempuh untuk
menuntaskan Great Wall ini sekitar 1 Km. Tapi medan yang dilalui cukup menantang,
cocok untuk tracking.
Selain itu, di sana ada juga jembatan
gantung dan anak tangga yang tinggi. Beberapa titik pun disiapkan pos-pos,
untuk tempat beristirahat sambil menikmati pemandangan sungai, sawah, dan
tebing. Memang, perlu stamina kuat untuk menjelajahi tempat ini.
Acara peresmian obyek wisata ini pun
dilakukan dengan acara jalan santai. Ribuan warga ikut dalam acara ini. Ada
doorprize 5 paket umrah, motor, dan HP. Dalam acara ini hadir Ketua DPD Irman
Gusman, anggota DPR Refrizal, dan kepala daerah di wilayah ini.
"Ini diharapkan bisa meningkatkan ekonomi di kawasan ini. Semoga masyarakat juga bisa memanfaatkan obyek wisata ini," tutur Tifatul Sembiring yang juga putra Bukittinggi ini.
"Ini diharapkan bisa meningkatkan ekonomi di kawasan ini. Semoga masyarakat juga bisa memanfaatkan obyek wisata ini," tutur Tifatul Sembiring yang juga putra Bukittinggi ini.
info yang menarik..
BalasHapuskunjungi kami di wisata tour Padang – Bukittinggi
terima kasih